PUISI (6): SUNGAI MINTA MATI & TONG SAMPAH

SUNGAI MINTA MATI Aliran tersumbat berdarah darah Mengalir terseret aniaya Hilir meranggas hulu luka bernanah Menjalar tanpa arah menarik yang tak berdaya Oh! Mimpi buruk sungai sekarat hampir tenggelam Bangunlah! Sungai berdarah-darah memohon mati Tak tahan mendendam memikul kelam Minta mati! Hingga terkubur tak berarti Banjarbaru, 10 januari 2009 TONG SAMPAH Sungguh serakah lagi angkuhContinue reading “PUISI (6): SUNGAI MINTA MATI & TONG SAMPAH”

BANJARBARU BONGKAR SEJARAH KOTANYA

Oleh: HE. Benyamine Banjarbaru telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, lahan-lahan yang ada sudah mulai terpancang berbagai bentuk bangunan. Di jalan-jalan utamanya, sudah banyak bangunan ruko, yang seperti benteng memagari jalan-jalan tersebut. Ibaratnya, sedang berusaha untuk disandingkan dengan tembok China, jika dideretkan ruko-ruko tersebut. Beberapa tempat dan bangunan serta benda yang dapat dikatakan sebagai sesuatuContinue reading “BANJARBARU BONGKAR SEJARAH KOTANYA”

PUISI (5)

NANTIKAN KASIH SAYANG Tunggu tanggalnya akan kucurahkan habis segala rasa yang bertumpuk kasih sayang yang membukit Biarlah bara rindu mendebu bertebaran menyambut angin teguh nanti saatnya tiba jamuan cinta yang seragam Ingatlah tanggalnya! karena aku ada hanya saat itu dengan beban kasih sayang tertahan saat lainnya sibuk membudak Banjarbaru, 9 Februari 2009 NIKMAT MELIMPAH MataContinue reading “PUISI (5)”

CERPEN (3): LANGIT HITAM TANAH MERAH

Oleh: HE. Benyamine * Sekilas masih terlihat ada warna biru di langit, selebihnya warna hitam. Penderitaan dan kesengsaraan sudah menjadi bagian dari kehidupan sebagian orang. Semua orang tidak ada yang menghendaki keadaan menderita dan sengsara. Mungkin, hanya karena alasan cinta ada orang yang rela berada dalam keadaan tersebut, dengan harapan yang melampaui batas kesadaran sebagaiContinue reading “CERPEN (3): LANGIT HITAM TANAH MERAH”

PUISI (4)

JALAN LURUS Hening hunus pedang Terpana melepas tanda putus terkenang Masih terbayang luruh mengejar waktu Tanggal tertancap kaku memangku debu Kuatkan langkah hingga asa tersisa Menerjang terang jalan lurus bertahta cahaya Banjarbaru, 1 Januari 2009 Anggrek Silang HANYA SELEMBAR Lalu hilanglah kemaren Adakah lembaran kebaikan tertinggal yang mampu kilatkan cermin yang merekahkan senyum yang tersentuhContinue reading “PUISI (4)”

BUDAYA BANJAR: LANTING TAIKAT, BUDAYA HANYUT

Oleh: HE. Benyamine Sungai merupakan pusat kebudayaan masyarakat Banjar, terutama saat terbentuknya sebagian besar kota di Kalimantan Selatan khususnya, dan Kalimantan pada umumnya. Beberapa sungai di Kalimantan Selatan memang tetap eksis, tapi ibarat pakaian sudah terlihat kusam dan ketinggalan zaman serta terlihat tidak pernah dibersihkan. Pusat kebudayaan masyarakat Banjar sudah berpindah ke daratan, dengan semakinContinue reading “BUDAYA BANJAR: LANTING TAIKAT, BUDAYA HANYUT”

BERSAMA RASAKAN PETAKA (Armada Batubara Kembali Masuk Kota)

Oleh: HE. Benyamine Armada angkutan batubara masuk kota menggunakan Jl. A. Yani, karena adanya perbaikan Jl. Trikora yang tidak tepat waktu sesuai janji pihak terkait (Radar Banjarmasin, 28 Januari 2009: 10 ). Seperti ada keharusan untuk memberikan kemudahan dan berbagai fasilitas kepada usaha pertambangan agar tetap beroperasi, meskipun mengabaikan dan mengorbankan kepentingan masyarakat banyak denganContinue reading “BERSAMA RASAKAN PETAKA (Armada Batubara Kembali Masuk Kota)”