SITU GINTUNG
Situ Gintung yang renta terlantar memikul beban
tak ada yang dengar rintihan keuzuran
yang diam himpun nafas bertahan
saat waktunya tiba tak satupun yang bisa hentikan
hanya gemuruh antar pesan
kematian telah sampai menjemput badan
Situ Gintung telah berpulang
menjemput maut dengan meradang
hembusan terakhir tiba-tiba datang
terlepas sudah tanggul penghalang
sayup-sayup terdengar suara-suara yang malang
menggores batin tertinggal yang mengenang
Situ Gintung tak berdaya usir kedukaan
tanggal 27 Maret 2009 terdengar jeritan
betapa pilu menggulung kehidupan
tak terbayang lagi jebolnya situ-situ yang lain
tertusuk kelalaian
mengutuki keserakahan
Banjarbaru, 29 Maret 2009
PERTAMAX !!
Turut Berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah tersebut, semoga yang meninggal diampuni dosanya dan yang ditinggalkan diberi ketabahan
Ya Allah rasanya gimana gitu melihat fhoto diatas semakin membuktikan bahwa kita telah lalai menjaga lingkungan sekitar
Segala yang berlebihan ternyata berbahaya ya…….Air yang kita butuhpun terlalu banyak bisa ngamuk begini
Kebayang jika Ilmu yang kita miliki menuntut dan menghancurkan kita kelak……….
Semoga dengan Ibroh dari Situ Gintung kita lebih paham Azaz Manfaat dan Kemaslatan bagi semua!
Salam kenal dan mampir ya….
dalam setiap kejadian adalah tanda-tanda yang harus kita baca.
turut berduka cita atas musibah ini.
mudah-mudahan tidak ada situ-situ lainnya yang mengalami musibah serupa ya, mas?
ada bencana yang tak dapat dihindari
ada bencana yang dapat dicegah
ada manusia yang kaget sesaat
ada manusia yang mau belajar
fotonya bagus. kesedihannya menusuk.
Hm..dimana-mana berbicara tentang situ gintung…yach saling berdoa aja mudah2an semua tabah dan korban yg selamat segera mendapat tempat yg lebih baik 🙂
Turut berduka atas musibah di negeri ini yang kesekian kali nya…. Moga menjadi bangsa yang lebih kuat…. Amiin..
Ampuni pula kami ya Rahman ya Rahim. Boleh jadi kami lebih zhalim dari mereka, tetapi lebih Engkau sayangi, sehingga kami masih berkesempatan mengambil pelajaran dari mushibah ini. Amin ya Rahiim ya Mujib.
Mudah2an kejadian serupa tidak terulang kembali dan kita bisa mengambil “pelajaran” dari tragedi ini… InsyaAllah, amin
Kayknua puisinya sudah satu buku tu … ditunggu
Situ Gintung adalah peringatan yang kesekian kalinya bagi masyarakat kita. Tetapi, kita masih sering mengulang-ulang kesalahan yang sama.
Salam kenal dari Murid Baru, mas 🙂
Situ gintung yang renta baru dijenguk setelah porak poranda. Waktu mudanya belum tentu ada yang mengingatnya. Jangankan pejabat, yang tinggal di kolongnya saja tak merasa kehadira-Nya. Untungnya yang runtuh bukan langit dan gunung. Jadi masih sempat mengingat-Nya. Turut berbela sungkawa atas teguran sang pencipta.
tukeran link yukkk
HEB : Terima kasih telah berkunjung, senang bisa tukeran link.
ini juga yaaa
HEB : Siiiip …. masih ada? ha ha ha
itu resiko… udah tau lokasi pemukiman dibawah permukaan air, kok tetap tinggal disitu jg, kalo saya nilai selain itu musibah jg ga pinter….
HEB : Ya, resiko itu dapat dihindari bila peraturan dan perundangan yang berlaku dilaksanakan dengan konsekuen dan tegas. Juga, hal itu menunjukkan masih banyak rakyat yang terpaksa tinggal di tempat yang rawan bencana atau daerah marginal.