PUISI (9): SITU GINTUNG


Situ Gintung (Sumber foto: http://megapolitan.kompas.com)
Situ Gintung (Sumber foto: http://megapolitan.kompas.com)

SITU GINTUNG

Situ Gintung yang renta terlantar memikul beban

tak ada yang dengar rintihan keuzuran

yang diam himpun nafas bertahan

saat waktunya tiba tak satupun yang bisa hentikan

hanya gemuruh antar pesan

kematian telah sampai menjemput badan

Situ Gintung telah berpulang

menjemput maut dengan meradang

hembusan terakhir tiba-tiba datang

terlepas sudah tanggul penghalang

sayup-sayup terdengar suara-suara yang malang

menggores batin tertinggal yang mengenang

Situ Gintung tak berdaya usir kedukaan

tanggal 27 Maret 2009 terdengar jeritan

betapa pilu menggulung kehidupan

tak terbayang lagi jebolnya situ-situ yang lain

tertusuk kelalaian

mengutuki keserakahan

Banjarbaru, 29 Maret 2009

Published by HE. Benyamine

Langit yang sama, bumi yang sama, meskipun berada di sisi kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

15 thoughts on “PUISI (9): SITU GINTUNG

  1. PERTAMAX !!

    Turut Berduka cita sedalam-dalamnya atas musibah tersebut, semoga yang meninggal diampuni dosanya dan yang ditinggalkan diberi ketabahan

  2. Ya Allah rasanya gimana gitu melihat fhoto diatas semakin membuktikan bahwa kita telah lalai menjaga lingkungan sekitar

  3. Segala yang berlebihan ternyata berbahaya ya…….Air yang kita butuhpun terlalu banyak bisa ngamuk begini

    Kebayang jika Ilmu yang kita miliki menuntut dan menghancurkan kita kelak……….

    Semoga dengan Ibroh dari Situ Gintung kita lebih paham Azaz Manfaat dan Kemaslatan bagi semua!

    Salam kenal dan mampir ya….

  4. dalam setiap kejadian adalah tanda-tanda yang harus kita baca.
    turut berduka cita atas musibah ini.
    mudah-mudahan tidak ada situ-situ lainnya yang mengalami musibah serupa ya, mas?

  5. Hm..dimana-mana berbicara tentang situ gintung…yach saling berdoa aja mudah2an semua tabah dan korban yg selamat segera mendapat tempat yg lebih baik 🙂

  6. Turut berduka atas musibah di negeri ini yang kesekian kali nya…. Moga menjadi bangsa yang lebih kuat…. Amiin..

    Ampuni pula kami ya Rahman ya Rahim. Boleh jadi kami lebih zhalim dari mereka, tetapi lebih Engkau sayangi, sehingga kami masih berkesempatan mengambil pelajaran dari mushibah ini. Amin ya Rahiim ya Mujib.

  7. Situ Gintung adalah peringatan yang kesekian kalinya bagi masyarakat kita. Tetapi, kita masih sering mengulang-ulang kesalahan yang sama.

    Salam kenal dari Murid Baru, mas 🙂

  8. Situ gintung yang renta baru dijenguk setelah porak poranda. Waktu mudanya belum tentu ada yang mengingatnya. Jangankan pejabat, yang tinggal di kolongnya saja tak merasa kehadira-Nya. Untungnya yang runtuh bukan langit dan gunung. Jadi masih sempat mengingat-Nya. Turut berbela sungkawa atas teguran sang pencipta.

  9. itu resiko… udah tau lokasi pemukiman dibawah permukaan air, kok tetap tinggal disitu jg, kalo saya nilai selain itu musibah jg ga pinter….

    HEB : Ya, resiko itu dapat dihindari bila peraturan dan perundangan yang berlaku dilaksanakan dengan konsekuen dan tegas. Juga, hal itu menunjukkan masih banyak rakyat yang terpaksa tinggal di tempat yang rawan bencana atau daerah marginal.

Leave a reply to taufik79 Cancel reply