PUISI (14): HUTAN RUMAH BERSAMA


Masih terbayang hijau terhampar teduh menyapa
luasan yang berdesir mencumbu angin segala penjuru
menyentuh imajinasi kehidupan bermakna
rumah bersama terbentang luas menyatu

Masih ada hijau terlihat di sana
terkepung hamparan meranggas menahan pilu
betapa keserakahan melahap semua
hingga bencana bermuka seribu

Masih ada sisa hijau bertahan penuh daya upaya
meluruh daun kering menjamu kemarau
terancam nestapa kebakaran yang membara
terus menciut jagal setia menunggu

Masih segar teringat banjir memberi duka
yang hidup tertimbun tanah terbujur kaku
juga kering rekahkan tanah menahan luka
yang hidup tercekak tatkala air begitu saja berlalu

Masih nampak hamparan kritis merata
angkara baru menghisap sambil bergurau
tekanan bertubi-tubi semaikan bibit lupa
hingga hijau tersisa menjerit parau

Masih rutin mimpi buruk hadir bercanda
kebakaran kemarau berpesta tinggalkan abu
betapa kabut asap gantikan udara
sungguh teraniaya hutan hanya terangkut kayu

Masih ada tunas hijau kuatkan asa
biar merangkak tertatih hadirkan pucuk hijau
tak hiraukan kerusakan yang terus mendera
melawan keserakahan semangat menanam terpacu

Masih ada harapan terhampar hutan belantara
betapa masih banyak orang yang hirau
rumah bersama tautkan hati satukan jiwa
ada jalan selain keserakahan teguh menghalau galau

Masih terbayang pandangan teduh saat buka mata
hijau menari elok terbelai bayu
tiada kebanjiran menggauli musim hujan sehangat asmara
tiada kekeringan menghantar kemarau

Banjarbaru, 4 Agustus 2009

Published by HE. Benyamine

Langit yang sama, bumi yang sama, meskipun berada di sisi kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

9 thoughts on “PUISI (14): HUTAN RUMAH BERSAMA

  1. Hutanku yang rindang, hutanku yang hijau, hutanku yang lembab, hutanku yang gelap, hutanku yang lebat, hutanku yang berkicau, hutanku yang basah, hutanku yang paru2 dunia, hutanku yang ramah, hutanku yang landai, hutanku yang bergema….itu dulu, dulu sekali…yang hanya bisa ditunggu sekian ratus tahun lagi dengan peradaban baru yang belum tentu tercipta kembali………………………………………
    Sekarang, hutanku gundul-gundul pacul, hutanku gundul tak berambut lagi, hutanku isak tangisan, hutanku menguning renta, hutanku gersang mengering, hutanku berpeluh nista, hutanku resah terasah mesin, hutanku gundah terusik roda raksasa jahat, hutanku pilu tersayat gergaji tajam, hutanku belah terkupas kulit, hutanku hilang tersapu papan, hutanku tercebur ngambang ditepi sungai, hutanku terikat rapi dijalan becek, hutanku terseret punggung mengoyak tanah, hutanku buah simalakama..mati sepuluh, hilang seratus tak mungkin kembali lagi…!!

    HEB : Kerusakan hutan saat ini, benar seperti mati satu hilang seratus, bukannya mati satu tumbuh seribu.

  2. hutan yang meranggas bak kanker ganas menggerogoti paru-paru bumi kita. akankah hutanku yang hijau teduh asri kembali?

    HEB : Ya, luar biasa kerusakan hutan yang menjadi kanker ganas bagi semua. Kepedulian bersama yang bisa mengembalikan hutan kita yang hijau teruh asri, semoga.

  3. Salah satu pola yang bisa membuat hutan ini lestari adalah dengan mulai meperkenalkan arti pentingnya hutan kepada anak2 kita. Dan kita yang sudah tahu persis tentang arti penting hutan, sudah selayaknya menjaga kondisi hutan tetap hijau lestari. salam saya mas ben.

    HEB : Yap, benar Pakde! Menjadi penting peran kita semua untuk menjaga kondisi hutan tetap hijau lestari, dan mendapatkan manfaat tanpa merusaknya.

  4. Assalaamu’alaikum..

    Madah seloka yang sungguh indah dan menawan hati. Cerita hutan dikisahkan dalam bentuk yang lain dari yang lain melalui penulisan saudara HEB memberi inspirasi buat saya untuk terus berkarya dalam bentuk madah pujangga. Beruntungnya hutan-hutan di Banjarmasin mempunyai insan berbudi luhur yang sentiasa perihatin kepada nasib mereka. Salam hangat selalu.

    HEB : Perihatin kepada nasib hutan sama perihatin kepada keadaan sendiri, karena itu memang rumah bersama lingkungan bersama.

  5. Hahaha…
    anda pasti orang green peace atau entitas keturunannya yang ada di Indonesia.

    Ilegal logging adalah saudara kandung dari kemiskinan struktural yang ada di Indonesia. Mungkin ini bisa diredam dengan melakukan penjedaan (moratorium) penebangan hutan. Bisa konsultasikan ini dengan Gubernur setempat.

    Kalau anda di Kalimantan, saya ingin katakan bahwa di sana adalah salahsatu cagar yang menjadi paru-paru dunia. Hal ini memungkinkan sekali dikarenakan wilayah tersebut termasuk jenis Hutan tropika Humida yang sepanjang tahun dedaunannya selalu berwarna hijau.

    Semoga puisi anda tidak terhenti sebatas wacana. Tetapi sebagaimana kehidupan manusia, hutanpun kadang merintih dan menjerit-jerit untuk segera mendapatkan perhatian dan pertolongan.

    Salam

    HEB : Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk berkunjung. Hahaha … green peace atau entitas keturunannya …. yap, semoga hutan tidak terus menerus dalam keadaan merintih dan menjerit-jerit minta perhatian dan pertolongan. Salam

  6. Klo hutan d Kalimantan mah msh elok dan brseri . . .
    Ada rasa pilu jka mlhat nsib bngsa kita yg tdk dpt jauh dari bncana akbat krusakan hutan.
    Mdah2an, slruh kmponen msyarkat sdar akan pntingnya menjga dan mlstarikan zamrud khtulistwa kita

    HEB : Terima kasih sudah berkenan mampir. Hutan Kalimantan … tidak lepas dari ancaman kerusakan, yang berarti tidak elok dan berseri lagi. Apalagi sekarang ini, pertambangan batubara begitu masif melakukan eksploitasi, dan ada kecenderungan tidak terkontrol dan keruh habis. Ya, kita selalu berharap bahwa seluruh pemangku kepentingan untuk bersama menjaga dan melestarikan hutan yang ada.

  7. membicarakan masalah hutan kaya perumpamaan duri dalam daging, kaya sudah jatuh tertimpa tangga, kaya diberi hati malah minta jantung dll. semua golongan bermain di dalam x dari bawah sampai k atas.
    Hah…..Kt cuma dpat mengelus dada dan berharap, seberapa besar x kt berkicau masalah hutan klo tidak di dukung dari semua aspek masyarakat pekerjaan kt pun sia-sia.
    Jalan satu2 x ketegasan dari pemerintah jg.
    umur manusia kisaran 50 keatas itu pun kalo hidup. sisa x generasi berikut x yg menerima penderitaan akibat eksploitasi hutan. sedikit demi sedikit generasi selanjut x akan mati sia-sia di akibatkan banyak x bencana alam.

  8. Seandainya satu kata menjelma menjadi satu pohon,satu orang satu pohon,satu detik satu pohon,satu keprihatinan satu pohon…
    Seandainya kita tidak sekedar mejerit kehilangan pohon tapi bergerak menanam pohon
    Seandainya kata kata ini ada gunanya…

Leave a comment