: Adinda (keep smile as) Menemukan kau, begitu dalam ketulusan tersembunyi/ Hamparan rawa memendam kemurnian juga ketidaktahuan/ Harapan bagai belantara tropis berdandan hujan pelangi/ Mengirim mantra-mantra benih mentari menuju kau, hijau daun/ Mengisahkan telah lama bunga-bunga menjelma kau, bukan mimpi/ Hening langkah kerinduan meski badai melahap impian//
Category Archives: PUISI
PUISI: KAU MEMASUKI JANTUNGKU
Oleh: HE. Benyamine belantara mengasihiku, bebas kau temukan aku bagai pepohonan telah terbakar langsung debarkan jantung mengiringi ketiadaan hadirmu tak ada tempat sembunyi kau berdetak dalam sunyi juga hiruk sungguh dekat, begitu lekat selalu saja, kau hadir impian tiada jarak sisakan sekat lintasan waktu hapus kenangan sungguh lekat, begitu hati pekat matamuContinue reading “PUISI: KAU MEMASUKI JANTUNGKU”
PUISI: KEKASIH (7)
Sejak kau menemu hatiku malu, rindu menetap Bebas hadirmu bagai pelukis menemu kanvas Tiada harap seperti pelangi menanti henti hujan Senyum itu Kau hembuskan pada angin, menyapa O Kekasih Kau hadir bagai hujan terbebas kungkungan awan Lapang bagai kecupan embun sambut mentari Melayang, menyapa Banjarbaru, 27 Januari 2013
PUISI (54): WABAH LAPAR DAHAGA
Hiduplah hidup yang hidup menghidupi lumbung lambung setiap saat memekikkan perih lalu meringkih lantang lapar dahaga mengumandangkan merdeka menggoda perut merebut kekuasaan merunduklah kepala-kepala buat senang perut perut sebarkan wabah menjilat lapar dahaga. Hidup perut hiduplah hidup mulut-mulut kekuasaan tertukar perut menganga saja hingga punah kata penuh Lapar dahaga pandangan hidup perut, danContinue reading “PUISI (54): WABAH LAPAR DAHAGA”
PUISI (53): KERINDUAN TERPENDAM
Tertatih menahan letih diri mengikuti lapar dahaga kelaparan bergeming bagai menanti tetesan getah torehan mengalur menuju pancuran yang ditancapkan luka oleh tangan-tangan pemuja lapar dahaga Lapar dahaga yang merindu dunia bagai kehausan yang meminum air laut tiada habis hingga diri tenggelam di samudera Seribu bulan merayu lapar dahaga jiwa menyentuh kerinduan terpendam saatContinue reading “PUISI (53): KERINDUAN TERPENDAM”
PUISI (52): KAU TEMUKAN RINDU
Senja itu kau kehilangan bayangan hingga mimpi tidur gelap menghias saat membuka mata bagai kau temukan rindu meski senyum dia masih sisa yang dulu Sudah kau lebur arti kehilangan pada kerinduan hingga teramat bening mata dia yang terus membayang Banjarbaru, 23 Agustus 2011
PUISI (51): RINDU YANG KUMAU
Rindu yang kumau tak berujung hingga waktu menyerah bersamaku Sejak kau tanam dirimu di hatiku teramat bebas kerinduan menjadi Banjarbaru, 19 Agustus 2011
PUISI (50): SELINTAS KAU HADIR
Selintas kau hadir hanya menutup mataku, dan menahan nafasku sekian detik wangi rindu mengalir lirih tak beralih bagai angin berhembus tak tentu arah seakan sesaat kau kosongkan hatiku. Sungguh kau hadir tinggalkan rindu hingga saat ini tak pernah kau ambil air mataku Banjarbaru, 21 Agustus 2011
PUISI (49): KEKASIH (6)
Tak berdaya keangkuhanku, bagai mimpi kau ada di depanku Sejak purnama matamu menembus pencarian bisuku, kau kerinduan Berulang menatapmu saat pertama, tiada nama dalam batinku Serupa ingatan yang hilang menjelma kekaguman O Kekasih Hadirmu menghapus jarak Tiada waktu berlalu tenggelam di samudera arak Banjarbaru, 18 Februari 2012
MELINTAS KE TANAH HUMA
Oleh: HE. Benyamine Perayaan pembacaan puisi dengan kemasan Semalam di Mingguraya Melintas ke Tanah Huma sebagai bentuk apresiasi dan penghargaan atas peran dan karya D. Zauhidhie, Yustan Aziddin, Hijaz Yamani dalam perkembangan sastra di Kalimantan, khususnya di Kalimantan Selatan, pada tanggal 18 Mei 2012 pukul 21:30 sampai dengan selesai di Panggung Bundar Mingguraya Banjarbaru berjalanContinue reading “MELINTAS KE TANAH HUMA”